Aksi 'bunuh diri' yang ditawarkan Anonymous untuk situs-situs yang ada di AS nampaknya mendapatkan tanggapan yang cukup bagus. Hal ini terlihat dari ratusan situs yang sudah mendaftarkan diri untuk 'dibunuh' selama 24 jam ke depan.
Seperti yang dilansir dalam kicauan @YourAnonNews (22/4), setidaknya sudah ada 373 situs asal AS yang siap bunuh diri. Situs-situs ini menyatakan akan serentak offline selama 24 untuk melakukan protes atas disahkannya UU CISPA.
Selain 373 situs ini, dikabarkan ada pula ratusan akun Facebook dan Twitter yang juga akan dimatikan. Sayangnya, tidak disebutkan FB atau Twitter mana saja yang juga ikut dalam aksi ini.
Aksi yang dilakukan Anonymous ini sendiri bermula dari rencana pemerintah AS yang ingin memiliki akses ke semua data yang ada di dunia maya. Dengan hal ini, maka semua kegiatan email, Facebook, Twitter, dan sebagainya bisa diketahui AS kapan saja.
Cyber Intelligence Sharing and Protection Act (CISPA) memungkinkan perusahaan untuk mengumpulkan informasi di seluruh penjuru jagat maya dan memberikannya kepada pemerintah AS dengan dalih keamanan cyber.
Namecheap dan Mozilla juga terus berperang melawan semua undang-undang tersebut, dan berdiri tegak untuk meningkatkan alarm terhadap setiap dan semua undang-undang yang mempromosikan sensor atau mengancam privasi individu. CEO Richard Kirkendall, mengatakan:
CISPA is just another re-hashed version of SOPA, which was vehemently opposed by the entire internet community. This is another attempt by congress to backdoor this anti-privacy and pro censorship legislation while everyone is sleeping. We want to sound the alarm and bring attention to this while we all can still take action.
Masalah utama dari kebijakan ini adalah luasnya ruang lingkup yang memungkinkan perusahaan atau pemerintah untuk menyensor apa yang orang katakan.
Jika benar CISPA dilaksanakan, maka bisa saja situs seperti Google, Facebook atau Twitter mencegat email atau pesan pribadi Anda dan mengirimkan salinannya ke tangan pemerintah AS serta mengubah isinya dengan dalih mencegah ancaman cyber crime.
Seorang juru bicara pusat demokrasi dan teknologi yang berbasis di AS mengatakan, yang perlu menjadi perhatian adalah kenyataan bahwa CISPA sangat luas dan mencakup berbagai jenis informasi.
Seperti yang dikutip dari Wikileaks Forum, Dia juga mengatakan bahwa RUU CISPA akan menjadi lubang besar dari semua hukum privasi yang ada dan dapat digunakan sebagai alat untuk penyadapan.
RUU CISPA saat ini telah mendapat dukungan dari 100 lebih anggota perwakilan legislatif yang mendukung undang-undang kemanan cyber, tetapi mereka tidak memperhitungkan apa yang dilakukan pengguna internet sehari-hari
ngeri bner gan kalo kayak gini kalo data2 kita juga bisa dikasi ke AS juga ya